Before talking about guitars or indie pop, Paul Stewart will probably mention the cut of a double-breasted suit, the swing of 1930s jazz, or the smell of well-aged fabric. Known as the guitarist of Blueboy, one of the most beloved bands from the Sarah Records era, Paul’s charm goes beyond jangly guitars and melancholic melodies. He lives and breathes the grace of the past, where style, music, and sincerity were woven with quiet perfection. For Paul, the 1930s isn’t just a period in history, t’s a state of mind.
A world where elegance meets craftsmanship, where cars looked like sculptures, and where clothing was made to last for decades. His fascination with that decade reflects not nostalgia, but a belief that beauty and integrity never really go out of style. We talked with Paul about his music, his love for vintage fashion, and the timeless inspiration he finds between melody and tailoring.
(Sebelum berbicara tentang gitar atau musik indie pop, Paul Stewart mungkin lebih dulu akan menyebut potongan jas double-breasted, irama swing dari musik jazz tahun 1930-an, atau aroma kain tua yang terawat baik. Dikenal sebagai gitaris Blueboy, salah satu band paling dicintai dari era Sarah Records, pesona Paul melampaui denting gitar dan melodi melankolis. Ia hidup dan bernapas dalam keanggunan masa lalu, di mana gaya, musik, dan ketulusan berpadu dengan kesempurnaan yang tenang.
Bagi Paul, tahun 1930-an bukan sekadar periode sejarah, melainkan sebuah state of mind. Sebuah dunia di mana keanggunan bertemu dengan keahlian tangan, di mana mobil tampak seperti karya seni, dan pakaian dibuat untuk bertahan selama puluhan tahun. Ketertarikannya pada dekade itu bukan sekadar nostalgia, melainkan keyakinan bahwa keindahan dan integritas sejati tak akan pernah lekang oleh waktu.
Kami berbincang dengan Paul tentang musiknya, kecintaannya pada fesyen vintage, dan inspirasi abadi yang ia temukan di antara melodi dan jahitan.)

Hallo Paul Stewart, how are you?
(Halo Paul Stewart, apa kabar?)
I am well thank you, it is good to hear from you again.
(Aku baik, terima kasih. Senang bisa mendengar kabar darimu lagi.)
And what’s your daily activity now?
(Lalu, apa aktivitas harianmu sekarang?)
These days I am writing music and recording in my home music studio, I live in the countryside so I like to explore the forest, listen to new music and try and keep fit by exercising at the gym.
(Akhir-akhir ini aku menulis musik dan merekam di studio musik di rumahku. Aku tinggal di pedesaan, jadi aku suka menjelajahi hutan, mendengarkan musik baru, dan berusaha menjaga kebugaran dengan berolahraga di gym.)
Considering you were the guitarist for Blueboy, what do you remember most from Blueboy’s early days at Sarah Records?
(Mengingat kamu adalah gitaris Blueboy, apa yang paling kamu ingat dari masa-masa awal Blueboy di Sarah Records?)
Sarah Records was a very special record label because of two things: firstly because of the music and bands that were on the label and secondly, because it was run by two wonderful people. Matt and Clare were so generous with their time and allowed us to be creative and grow as a band in our own way. They were very supportive and always encouraged us to play and record as much as we could.
(Sarah Records adalah label yang sangat istimewa karena dua hal: pertama, karena musik dan band-band yang tergabung di dalamnya; kedua, karena label itu dijalankan oleh dua orang luar biasa. Matt dan Clare sangat dermawan dengan waktu mereka dan membiarkan kami berkembang serta berkreasi dengan cara kami sendiri. Mereka sangat mendukung dan selalu mendorong kami untuk bermain dan merekam sebanyak mungkin.)
How does it feel to be part of such a legendary label, alongside bands like The Field Mice or Heavenly?
(Bagaimana rasanya menjadi bagian dari label legendaris itu, bersama band-band seperti The Field Mice atau Heavenly?)
We felt very lucky and privileged to have been a part of the Sarah Records story.
(Kami merasa sangat beruntung dan terhormat telah menjadi bagian dari kisah Sarah Records.)


Do you feel like Blueboy’s music was treated differently back then than it is now, now that people see Sarah Records as an indie pop icon?
(Apakah kamu merasa musik Blueboy diperlakukan berbeda dulu dibanding sekarang, ketika orang melihat Sarah Records sebagai ikon indie pop?)
Back then, the media and music press did not take the label seriously but now, thirty years later, it is respected and recognised as an important part of British indie-music culture.
(Dulu, media dan pers musik tidak menganggap label itu serius. Tapi sekarang, tiga puluh tahun kemudian, label itu dihormati dan diakui sebagai bagian penting dari budaya musik indie Inggris.)
How did being part of Sarah shape your perspective on making music outside the mainstream industry?
(Bagaimana menjadi bagian dari Sarah Records membentuk pandanganmu tentang membuat musik di luar industri arus utama?)
Being part of an independently run label taught us that it was possible to be successful and gain fans purely based on the music, not being mainstream, commercial or relying on image or being controversial.
(Menjadi bagian dari label independen mengajarkan kami bahwa sukses dan mendapatkan penggemar bisa dicapai murni karena musik, tanpa harus menjadi arus utama, komersial, bergantung pada citra, atau bersikap kontroversial.)
Do you think the ethos of Sarah Records still influences independent music culture today?
(Apakah kamu pikir etos Sarah Records masih memengaruhi budaya musik independen saat ini?)
Yes, I think that legacy is still evident today with emerging new labels like Precious Recordings and Skep Wax.
(Ya, aku pikir warisan itu masih terlihat hingga sekarang melalui label-label baru yang bermunculan seperti Precious Recordings dan Skep Wax.)
If Sarah Records had survived into the streaming era, would its playlists be more like mixtapes or protest banners?
(Jika Sarah Records masih bertahan hingga era streaming, apakah playlist-nya akan lebih mirip mixtape atau spanduk protes?)
I think it would have been both as there was sometimes a political edge behind the music.
(Aku rasa keduanya, karena terkadang ada sisi politis di balik musiknya.)
If Sarah Records had been a tailor’s shop instead of a label, what kind of suit would Blueboy have designed?
(Jika Sarah Records adalah toko penjahit, bukan label musik, setelan seperti apa yang akan Blueboy rancang?)
It would definitely be a Palm Beach summer suit, double-breasted with sharp lapels, action vents and a belted-back!
(Pasti akan menjadi setelan musim panas Palm Beach, model double-breasted dengan kerah tajam, lubang gerak di punggung, dan sabuk di bagian belakang!)
If your wardrobe were a band, which piece of clothing, who is the guest star?
(Jika lemari pakaianmu adalah sebuah band, pakaian mana yang menjadi bintang tamu?)
I would have to pick one of my vintage suits from the 1930s as the guest star.
(Aku akan memilih salah satu setelan vintage-ku dari tahun 1930-an sebagai bintang tamunya.)

If you could only wear one colour for the rest of your life, would you choose elegance or mischief? And why?
(Jika kamu hanya bisa memakai satu warna seumur hidup, apakah kamu akan memilih keanggunan atau kenakalan? Dan kenapa?)
I’d choose elegance and it would have to be navy blue – this colour goes well with a lot of other secondary colours like cream, mint green, white and red.
(Aku akan memilih keanggunan, dan warnanya pasti biru dongker — karena warna ini cocok dipadukan dengan banyak warna lain seperti krem, hijau mint, putih, dan merah.)
Why are you so interested in fashion and some things that existed in the 1930s? What do you think is special about the 1930s?
(Kenapa kamu sangat tertarik pada fashion dan hal-hal yang berasal dari tahun 1930-an? Menurutmu, apa yang istimewa dari era itu?)
For me, it is the most stylish and elegant era. The cars, architecture, clothing, graphic design and the music draws me into a dream state. Wearing vintage clothes is also the ultimate ‘green’ statement and good for the environment. Clothes that are mass produced today are only intended to last a few years as they wear out and fade so quickly. Most things made in the 1930s still look amazing even today if they have been looked after as materials and design was far superior then.
(Bagiku, itu adalah era paling bergaya dan elegan. Mobil, arsitektur, pakaian, desain grafis, dan musiknya membuatku seperti masuk ke dunia mimpi. Memakai pakaian vintage juga merupakan pernyataan ‘hijau’ sejati yang ramah lingkungan. Pakaian yang diproduksi massal saat ini hanya bertahan beberapa tahun karena cepat rusak dan pudar. Sebaliknya, banyak barang dari tahun 1930-an masih tampak luar biasa hingga sekarang karena bahan dan desainnya jauh lebih unggul.)
Which accessory from the ’30s do you think deserves a cult revival today?
(Aksesori apa dari era 1930-an yang menurutmu pantas kembali populer hari ini?)
I think braces or trouser suspenders as people these days seem to wear their trousers so low, they scrape on the floor!
(Menurutku, suspender atau penyangga celana — karena orang-orang zaman sekarang tampaknya memakai celana terlalu rendah sampai menyentuh lantai!)
If a tailor from the 1930s could suddenly step into your life today, what’s the first thing you’d ask them to make for you?
(Jika seorang penjahit dari tahun 1930-an tiba-tiba muncul di hidupmu sekarang, hal pertama apa yang akan kamu minta untuk dijahitkan?)
A whole new wardrobe please!
(Satu lemari pakaian baru, tolong!)
Which do you think would win in a beauty contest: a 1930s Bugatti or a perfectly tailored 1930s three-piece suit?
(Menurutmu siapa yang akan menang dalam kontes kecantikan: mobil Bugatti 1930-an atau setelan tiga potong 1930-an yang sempurna?)
Probably the Bugatti, they are such superb cars.
(Mungkin Bugatti, mobil itu sungguh luar biasa indah.)
If you had to trade your smartphone for a 1930s typewriter, what would you write first?
(Jika kamu harus menukar ponsel pintarmu dengan mesin tik tahun 1930-an, apa yang akan kamu tulis pertama kali?)
I would write a letter to a friend in Paris.
(Aku akan menulis surat untuk seorang teman di Paris.)
Imagine waking up in 1935 with your current guitar, what would be the first chord you’d play to that world?
(Bayangkan kamu bangun di tahun 1935 dengan gitar yang kamu miliki sekarang, akor pertama apa yang akan kamu mainkan untuk dunia itu?)
Something jazzy like C 9th.
(Sesuatu yang beraliran jazz, seperti akor C 9th.)
If you wore a 1930s outfit on the London Underground today, would people think you were eccentric, or simply well-dressed?
(Jika kamu mengenakan pakaian tahun 1930-an di kereta bawah tanah London hari ini, apakah orang-orang akan menganggapmu eksentrik atau justru berpenampilan keren?)
I often travel on public transport dressed in vintage and people ask me where they can find similar clothes as they really like the style.
(Aku sering bepergian dengan transportasi umum memakai pakaian vintage, dan orang-orang sering bertanya di mana mereka bisa menemukan pakaian serupa karena mereka sangat menyukai gayanya.)


What’s the strangest compliment you’ve ever received about your clothes?
(Pujian paling aneh apa yang pernah kamu terima tentang pakaianmu?)
Someone asked to have their photograph taken with me and I said yes.
(Seseorang pernah meminta berfoto denganku, dan aku menjawab ya.)
What things can make you laugh out loud?
(Hal-hal apa yang bisa membuatmu tertawa terbahak-bahak?)
Buster Keaton and Laurel and Hardy films.
(Film-film Buster Keaton dan Laurel & Hardy.)
Thank you Paul Stewart for being a James Boogie People, warm regards <3
(Terima kasih Paul Stewart telah menjadi bagian dari James Boogie People, salam hangat <3)

