We catch up the dude who has passionate with music, fashion, vintage stuffs and hat. We talk about the style, rarest vintage stuffs, favourite motorcycles, and what things can make him laugh out loud. He shared the unpredictable story to our article who called, James Boogie People. Here we comes, Farri Icksan.
(Kami bertemu dengan pria yang sangat menggemari musik, mode, barang-barang vintage, dan topi. Kami berbincang tentang mode, barang-barang vintage terlangka, sepeda motor favorit, dan hal-hal apa saja yang dapat membuatnya tertawa terbahak-bahak. Ia berbagi cerita yang tidak terduga kepada artikel kami yang berjudul, James Boogie People. Ini dia, Farri Icksan.)

Hallo Farri Icksan, how are you? And what’s your daily activity now?
(Halo Farri Icksan, apa Kabar? Dan apa kegiatan sehari-hari Anda sekarang?)
Hello James Boogie, I’m good and Alhamdulillah still breathing. Currently, I’m in the process of rearranging the materials for my debut solo album. All the music has been recorded in 2022 but sometime in the middle of the vocal recording process I felt uneasy or BM, so to speak (Banyak Mau) haha. And I’ve just accepted a project to help arranging the music scoring for my son’s yearly musical school performance this year.
(Halo James Boogie, kabar saya baik-baik saja dan Alhamdulillah masih bisa bernapas. Saat ini saya sedang dalam proses menata ulang materi untuk album solo perdana saya. Semua musik sudah direkam tahun 2022, tetapi di tengah-tengah proses rekaman vokal saya sempat merasa gelisah atau BM, begitulah (Banyak Mau) haha. Dan saya baru saja menerima proyek untuk membantu menyusun skor musik untuk pertunjukan sekolah musik tahunan putra saya tahun ini.)
Who introduced you to the vintage stuff?
(Siapa yang mengenalkan anda pada barang antik?)
Honestly, collecting the vintage stuff came out of nowhere. I love my parents’ stuff (cameras and lenses, home theater, fashion, Beta/VHS cassette, tape cassette, tube television, motorcycle, car, etc) which at that time when they purchased ‘em brand new were not categorized as vintage. And I lived around their stuff (so called vintage nowadays), I am still actually, because I still wear my Dad’s office jackets and trousers to perform on stage or as daily wear. I even use my sister’s old Mickey Mouse pouch as my wallet.
(Jujur saja, mengoleksi barang-barang vintage muncul begitu saja. Saya suka barang-barang orang tua saya (kamera dan lensa, home theater, fesyen, kaset Beta/VHS, kaset pita, televisi tabung, sepeda motor, mobil, dll.) yang pada saat mereka membelinya dalam keadaan baru belum dikategorikan sebagai barang vintage. Dan saya hidup di sekitar barang-barang mereka (yang sekarang disebut vintage), saya masih menganggapnya demikian, karena saya masih mengenakan jaket dan celana kantor Ayah saya untuk tampil di panggung atau sebagai pakaian sehari-hari. Saya bahkan menggunakan tas Mickey Mouse lama milik saudara perempuan saya sebagai dompet.)

What do you think is so special about vintage stuff?
(Menurut Anda apa yang istimewa dari barang antik?)
The story and memory behind it.
(Cerita dan kenangan di baliknya.)
What’s the rarest vintage stuff you own?
(Apa barang vintage stuff yang Anda miliki?)
IMHO, all my vintage collection is rare considerably. It’s not because the scarceness of its quantity but ultimately it’s because the stories and memories behind it. The memory of the person who had it and the story of how I get it, i.e. the story of my Hasselblad 500C camera from the 50’s: I was a college student and I had been searching for this particular medium format camera within my very limited budget price range (harga mahasiswa lah). Then I got the information (it might be from Kaskus) about this seller in Yogyakarta, an old photography supplies store. To save some money I took the midnight economy class train round-trip from Bandung-Yogyakarta (I was living in Bandung back then). I arrived around 4 a.m., I got nowhere to go and I didn’t have enough money to rent an inn or a motel, so I just took a nap on a street bench near Malioboro until the store’s opening hour at 10 a.m. I walked around 90 minutes to get to the store, spent all my saving and made a super nice deal to purchase this Hasselblad camera with a couple of vintage Zeiss lenses. Then the rest is history.
(Menurut saya, semua koleksi vintage saya tergolong langka. Bukan karena jumlahnya yang sedikit, tetapi karena cerita dan kenangan di baliknya. Kenangan tentang orang yang memilikinya dan cerita tentang bagaimana saya mendapatkannya, yaitu cerita tentang kamera Hasselblad 500C saya dari tahun 50-an: Saya masih mahasiswa dan sedang mencari kamera medium format ini dengan harga yang sangat terjangkau (harga mahasiswa). Lalu saya mendapatkan informasi (mungkin dari Kaskus) tentang penjual ini di Yogyakarta, sebuah toko perlengkapan fotografi lama. Untuk menghemat uang, saya naik kereta api kelas ekonomi tengah malam pulang pergi dari Bandung ke Yogyakarta (saya waktu itu tinggal di Bandung). Saya tiba sekitar pukul 4 pagi, saya tidak punya tujuan dan tidak punya cukup uang untuk menyewa penginapan atau motel, jadi saya hanya tidur sebentar di bangku pinggir jalan dekat Malioboro sampai toko buka pukul 10 pagi. Saya berjalan kaki sekitar 90 menit untuk sampai ke toko, menghabiskan semua tabungan saya dan membuat kesepakatan yang sangat bagus untuk membeli kamera Hasselblad ini dengan beberapa lensa Zeiss kuno. Kemudian sisanya adalah sejarah.)

What was the last vintage stuff you bought or you restore?
(Apa barang antik terakhir yang Anda beli atau perbaiki?)
I bought and restored an early 80’s faulty AKG microphone with its original leather box and manual book from a church in Grogol, Jakarta.
(Saya membeli dan memperbaiki mikrofon AKG rusak awal tahun 80-an dengan kotak kulit asli dan buku manual dari sebuah gereja di Grogol, Jakarta.)
What’s your favourite motorcycles to ride? Or fashion item for the daily activity, and why?
(Apa motor favorit Anda untuk dikendarai? Atau pakaian untuk aktivitas sehari-hari)
I like to ride my 1966 BMW R27 motorcycle. There’s no particular reason, it could be because of its look or of its engine sound or in my imagination I portray myself looking so damn cool riding it haha.
I like to wear hats, any kind of hat. The reason could be because I like to cover my eyes or my sight as part of my introversion, I assume.
(Saya suka mengendarai sepeda motor BMW R27 1966 saya. Tidak ada alasan khusus, mungkin karena tampilannya atau suara mesinnya atau dalam imajinasi saya, saya membayangkan diri saya terlihat sangat keren saat mengendarainya haha.
Saya suka memakai topi, jenis topi apa pun. Alasannya mungkin karena saya suka menutupi mata atau penglihatan saya sebagai bagian dari sifat introvert saya, saya kira.)

Tell us a bit about your fashion style and how did it all start?
(Ceritakan sedikit tentang gaya busana Anda dan bagaimana semuanya dimulai?)
I’m kinda into mix and match fashion styles (i.e. the era, the fabrics, and the textures). Recently, mostly since Covid-19 ended, I’ve been delving into bright colors, the color spectrum which I wouldn’t dare to wear before. It could be said as my antithesis of the psychological effects that the pandemic brought upon myself. It was strange, sorrow, dark, uncertain and I don’t want ‘em right now so let’s bring colors into life.
(Saya suka memadukan dan mencocokkan gaya busana (misalnya era, kain, dan tekstur). Akhir-akhir ini, terutama sejak Covid-19 berakhir, saya mulai mencoba warna-warna cerah, spektrum warna yang sebelumnya tidak berani saya kenakan. Bisa dibilang ini adalah antitesis saya terhadap efek psikologis yang ditimbulkan pandemi pada diri saya. Aneh, sedih, gelap, tidak pasti, dan saya tidak menginginkannya saat ini, jadi mari kita hadirkan warna-warna ke dalam kehidupan.)
Who is inspired you? Fashion and passion
(Siapa yang menginspirasi Anda? Gaya busana dan passion)
They come from anywhere, mostly they are just like tingles in my feelings, it is subliminal. Also they comes from my wife because we both are fashionistas. Sometimes they come from movies, architectural knickknacks, books, music, or Pinterest.
(Mereka datang dari mana saja, kebanyakan hanya seperti tingles in my feelings (respon emosional), itu tidak disadari. Mereka juga datang dari istri saya karena kami berdua adalah pencinta mode. Terkadang mereka datang dari film, pernak-pernik arsitektur, buku, musik, atau Pinterest.)

What things can make you laugh out loud?
(Hal apa yang dapat membuat Anda tertawa lepas?)
Hmmm…firstly, I gotta be within my inner circles to ease me up then anything funny, silly, clumsy, or misplaced stuff can easily make me LOL.
(Hmmm… pertama-tama, aku mesti dekat dengan orang-orang terdekatku agar aku lebih tenang, lalu hal-hal yang lucu, konyol, kikuk, atau salah tempat bisa dengan mudah membuatku tertawa terbahak-bahak.)
Thank you Farri Icksan for being a James Boogie People, warm regards <3
(Terima kasih Farri Icksan sudah menjadi James Boogie People, salam hangat <3)
Thank you.
(Terima kasih)